• Visual Basic 6.0

    Microsoft Visual Basic merupaka sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan ...

  • Guitar Hero

    Guitar Hero adalah game yang sangat berhubungan dengan musik, pada game ada ting ...

  • One Piece

    One piece adalah harta karun yang telah ditinggalkan oleh raja bajak laut gold ...

  • Musik

    Musik adalah bunyi yang dikeluarkan oleh individu, Musik merupakan seni dari ...

  • Bisnis

    Dalam dunia bisnis kita harus mempunyai kemampuan untuk memutar modal kita agar ...

Terimakasih telah mampir dan berkunjung di alfanged.blogspot.com,, saya menyajikan artkel ini sesuai dengan pengalaman saya dalam bidang komputer ,, jika ingin bertanya lewat via dan jangan lupa di FOLLOW juga ya jika anda tertarik dengan blog saya... ^_^ makasih sebelumnya

Friday, October 21, 2011

Resume Pemimpin Mengambil Keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinila dari konsekwensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.[5]
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
2. Gaya pengambilan keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir, terdiri dari:
a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi terhadap ambiguitas
a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan seperti:
1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas masalah
4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu ditempuh seperti:
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.

Berkaitan dengan dunia organisasi, konflikpun kerap kali terjadi misalnya saja konflik antara pemimpin dengan yang dipimpinnya atau antara kelompok kerja yang satu dengan yang lain. Konflik terjadi disebabkan oleh berbedanya kepribadian, kepentingan, latar belakang sosial, budaya, agama dan sebagainya antara masing-masimg indivdu dalam organisasi tersebut. Konflik tidak bisa dicegah melainkan hanya bisa dikendalikan, dikelola, bahkan disinergikan menjadi sesuatu yang sangat dinamis dan harmonis. Dan ini adalah tugas dari seorang pemimpin.dalam kepemimpinannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seorang pemimpin adalah dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik begitu juga sebaliknya.
1. Definisi konflik
Secara etimologi, kata konflik berarti perbedaan, pertentangan dan perselisihan. Dalam Al-Quran konflik disepadankan maknanya dengan kata ikhtilaf seperti termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 164.[7]
Sedangkan secara terminologi adalah suasana batin yang berisi kegelisahan karena pertentangan dua motif atau lebih, yang mendorong seseorang berbuat dua atau lebih kegiatan yang saling bertentangan pada waktu yang bersamaan.[8]
Adapun konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, nilai, atau persepsi.
2. Komponen konflik
Secara umum konflik terbagi atas tiga jenis seperti:
a. Kepentingan (interest), yaitu sesuatu yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan seuatu
b. Emosi (emotion), yaitu sesuatu yang sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia seperti marah, benci, takut, dan lain-lain
c. Nilai ( values ), yaitu komponen konflik yang paling susah untuk dipecahkan sebab nilai merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata.
3. Sumber konflik
Sumber-sumber konflik dapat dibagi menjadi lima, seperti:
a. Biososial, pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi sebagai sumber konflik. Berdasarkan pendekatan ini, frustasi sering menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik
b. Kepribadian dan Interaksi, termasuk di dalamnya adalah kepribadian yang abrasive (suka menghasut), gangguan psikologi, kemiskinan, keterampilan interpersional, kejengkelan, persaingan (rivalitas), perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan
c. Struktural, konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat seperti yang disulut oleh kekuasaan, status, dan kelas sosial
d. Budaya dan Ideologi, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama, dan budaya
e. Konvergensi (gabungan), dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.
4. Proses pengendalian konflik
Proses ini bermula dari persepsi konflik itu sendiri, apa komponennya dan dari mana sumbernya, kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, imtervensi, pemilihan strategi dan implementasi, serta evaluasi dampak yang ditimbulkan dari konflik tersebut.
5. Cara-cara mengendalikan konflik
Dalam mengendalikan konflik, cara-cara yang dapat dipakai adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan
b. Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut
c. Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam pengambilan keputusan atau memecahkan masalah secara efektif.
Selain cara-cara yang disebutkan di atas ada beberapa cara lagi untuk mengendalikan dan mengatasi konflik menurut Nader dan Todd dalam salah satu bukunya The Diputing Process Law in Teen Societies, yaitu:
a. Bersabar (Lumping), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap untuk mengabaikan konflik begitu saja atau dengan kata lain isu-isu dalam konflik tersebut mudah untuk diabaikan meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut
b. Penghindaran (Avoidance), yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkannya
c. Kekerasan / Paksaan (Coercian), yaitu tindakan yang diambil dalam mengatasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan membahayakan
d. Negosiasi (Negotiation), yaitu tndakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkonflik secara bersama-sama tanpa melibatkan pihak keluarga
e. Konsiliasi (Conciliation), yaitu tindakan yang membawa semua yang berkonflik ke meja perundingan
f. Mediasi (Mediation), yaitu cara mengendalkan konflik dengan cara pihak-pihak yang berkonflik tersebut menyerahkan penyelesaiannya kepada pihak ketiga
g. Arbitrasi (Arbitration), yaitu kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hukum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya
h. Peradilan (Adjudication), yaitu tindakan yang merujuk pada intervensi phak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak-pihak yang berkonflik itu menginginkan atau tidak.

Categories:

0 comments:

Post a Comment

mohon saran dan kritiknya,, thanks